Sejak liputan investigasi perusahaan Biomassa di Pohuwato yang terbit di media Tempo, Liputan 6, dan Mongabay, PT. Biomassa Jaya Abadi (PT. BJA) terus melakukan upaya counter narasi guna meminimalisir citra perusahaan yang terlanjur negatif.
Inhides mencoba menelusuri sejauh mana upaya yang dilakukan oleh PT. BJA tersebut dan menganalisis, bagaimana media pemberitaan dan sosial media berupaya digunakan dengan mengangkat narasi positif untuk perusahaan.
Dalam menghimpun data, Inhides memanfaatkan social listening tools yakni Brandmentions. Alat ini kami gunakan karena memiliki beberapa kelebihan dalam hal pemetaan isu di media berdasarkan kata kunci, pelacakan dengan rentang waktu tertentu, sentimen konten berita, serta engagement konten.
Perang Narasi Di Dunia Maya.
Sebagaimana telah kami sentil di atas, efek pemberitaan investigasi yang dilakukan Tempo, Liputan 6 dan Mongabay secara langsung turut memberikan sentimen negatif ke citra perusahaan PT. BJA.
Inhides menemukan pasca pemberitaan, citra perusahaan tersebut sempat mengalami sentimen negatif dalam perbincangan di dunia maya. Selain itu, meski tidak terlalu berdampak signifikan dalam pergerakan saham perusahaan, namun pasca pemberitaan, performa saham dari perusahaan sempat mengalami koreksi.
BJA meskipun tidak melantai di bursa saham Indonesia, namun induk dari perusahaan ini, yakni Hanwa yang berbasis di Jepang, termasuk salah satu perusahaan yang melakukan IPO atau Initial Public Offering.
Penelusuran data Inhides menemukan, sebelum dan sesudah berita dari Tempo, Liputan 6, dan Mongabay terbit di tanggal 8, 10 dan 15 September 2024, pergerakan saham perusahaan Hanwa sempat mengalami koreksi meskipun tidak terlalu signifikan.
Sehari sebelum pemberitaan di Tempo, saham Hanwa sempat berada di angka 4.860 Yen. Lalu mengalami koreksi penurunan sebesar 0,82 persen di tanggal 9 September setelah berita Tempo dipublikasi. Hal yang sama terjadi juga di tanggal 10 September setelah berita dari media Liputan 6 terbit. Saham Hanwa mengalami kenaikan sebesar 0,93 persen dari harga 4.820 Yen ke 4.865 Yen.
Dampak pemberitaan juga terjadi setelah berita di Mongabay terbit. harga saham Hanwa mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen setelah berita dari Mongabay terbit di tanggal 15 September.
Inhides menduga, meski dampak pemberitaan tidak memengaruhi penurunan saham perusahaan Hanwa, namun di dalam negeri, dampak dari pemberitaan tersebut turut mendorong pihak perusahaan yakni PT. BJA melakukan upaya perang narasi dengan memanfaatkan pemberitaan yang cenderung memberikan citra positif ke perusahaan, maupun pembuatan konten serta pengerahan akun di sosial media.
Berita Advetorial : Upaya Melawan Balik.
Sejak bulan akhir September sampai dengan bulan Desember 2024, Inhides mengamati terdapat berbagai macam lonjakan berita yang mengandung sentimen negatif dan positif yang menyoroti aktivitas PT. BJA di Pohuwato.
Sentimen berita negatif rata-rata merupakan efek dari hasil pemberitaan investigasi yang dilakukan oleh media Tempo, Liputan 6 dan Mongabay, yang kemudian diikuti dengan media-media lokal dan Nasional. Keyword yang diberitakan yakni: deforestasi hutan, dampak lingkungan, dan aktivitas eksport woodpalet.
Meski demikian, berita positif pun terus bermunculan guna menekan pemberitaan yang oleh perusahaan dianggap menyudutkan pihak PT. BJA. Puncaknya, di tanggal 3 November 2024, perusahaan mengundang berbagai macam media baik lokal maupun nasional untuk meliput aksi penanaman pohon di lokasi PT.BJA.
Selain itu, acara tersebut juga dirangkaikan dengan family gathering pekerja PT. BJA dan pembacaan deklarasi yang menuntut aksi kampanye dan pemberitaan yang menyoroti PT. BJA.
Menariknya, oleh Asosiasi pekerja, pemberitaan dan kampanye tersebut cenderung dianggap bermuatan hoaks. Adapun kata kunci yang dikampanyekan yakni: Penanaman pohon, Deklarasi, Komitmen perusahaan, dan Reboisasi hutan. Kata kunci ini berhasil memberikan efek sentimen positif ke perusahaan.
Untuk lebih detail, silakan anda telusuri melalui visualisasi data di bawah ini.
Lebih lanjut, kata kunci yang terus disiarkan oleh perusahaan melalui pemberitaan dengan sentimen positif dan kuantitas pemberitaan yang bervariasi. Hasilnya, melalui pemetaan isu dengan menggunakan Social Listening Tools, Inhides menemukan adanya perubahan sentimen perusahaan melalui percakapan di dunia maya, yang sebelumnya negatif cenderung berubah ke netral.
Hal ini dipengaruhi dengan makin banyaknya konten pemberitaan dengan sentimen positif yang terus diberitakan oleh media, sehingga rasio pemberitaan yang mengandung sentimen negatif, kembali seimbang dengan pemberitaan yang bermuatan sentimen positif.
Selain itu, Inhides menemukan bahwa rata-rata pemberitaan dengan sentimen positif tersebut termasuk kategori advertorial.
Advertorial merupakan rubrik yang menyediakan pemuatan konten dan peliputan yang memungut pembayaran lazimnya diperlakukan sebagai semacam iklan atau paid article (tulisan yang dibayar oleh pemberi order pemuatan). Di Indonesia, rubrik demikian dikenal juga dengan penamaan, antara lain, “pariwara” atau “advertorial”.
Dengan demikian, hal ini memungkinkan siapa saja bisa mengundang media untuk melakukan peliputan kegiatan tertentu. Hal ini menurut Inhides cenderung akan memberikan misspersepsi ke masyarakat terkait dampak negatif yang ditimbulkan terkait aktivitas yang dilakukan PT. BJA dalam memprodukasi woodpalet.
Lebih lanjut, penelusuran Inhides menemukan rasio pemberitaan dengan sentimen positif tidak hanya diberitakan oleh media nasional dengan jangkauan pembaca (visitor web) yang tinggi, namun juga dari beberapa media lokal.
Temuan Inhides menunjukkan, beberapa media yang dulu pernah memuat pemberitaan dengan sentimen negatif terkait aktivitas PT. BJA, belakangan ini memuat pemberitaan dengan sentimen positif. Selain itu, terdapat konten media yang cenderung memberitakan dengan kategori sentimen netral.
Untuk lebih detail, silakan telusuri melalui visualisasi data di bawah ini
Pengerahan Akun di Sosial Media.
Selain memanfaatkan medium media masa, pihak perusahaan turut serta menggerakkan akun melalui sosial media dalam membantah narasi yang dikampanyekan oleh FWI terkait aktivitas perusahaan BJA.
Temuan Inhides menunjukkan, akun-akun sosial media ini tidak hanya mereupload dan memprodukasi konten video (reels dan Tik Tok) dengan muatan positif sebagai bahan counter narasi dari konten-konten kampanye FWI terkait Biomassa, juga turut dikerahkan untuk mengomentari balik dan membantah konten-konten yang dihasilkan FWI.
Hasil penelusuran Inhides menemukan, akun-akun tersebut rata-rata terafiliasi dengan perusahaan. Akun-akun tersebut merupakan akun semi anonim yang dimiliki oleh pekerja PT. BJA.
Akun edo.md85 misalnya, meskipun konten-kontenya rata-rata berisi hiburan, parodi menyanyi, dan sejeninsnya, belakangan justru memuat konten reels yang berisi citra positif perusahaan.
Inhides bahkan menduga akun ini dimiliki oleh orang yang sama ketika memimpin mewakili asosiasi pekerja saat melakukan deklarasi aksi menolak provokasi dari LSM Asing (FWI dan Trend Asia).
Adapun sebagian akun lainnya, rata-rata memiliki jumlah pengikut, konten, dan aktivitas yang cenderung sedikit dan bahkan nama dan tanggal pembuatan akun masih tergolong baru.
Konten-konten yang coba di counter narasi melalui kolom komentar tersebut rata-rata merupakan konten yang dibuat oleh akun FWI. Dua konten yang kami temukan memuat soal isu penangkapan kapal oleh Bakamla yang mengirimkan woodpelet ke Jepang dan Korea, dan aksi #SaveGorontalo.
Untuk memahami bagaimana jejaring akun ini, silakan telusuri melalui visualisasi data di bawah ini
Muatan isi komentar yang dilakukan oleh akun-akun tersebut cenderung intimidatif, redaksional, dan menuntut konten FWI yang dianggap tidak berimbang. Selain itu, akun-akun tersebut berupaya membela perusahaan karena dianggap memberikan dampak ekonomi bagi mata pencarian masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi perusahaan.
Hasil pemetaan kata kunci menemukan, kata kunci yang kerap disuarakan yakni Provokasi LSM Asing, Isu ketersediaan pekerjaan, dan penanaman pohon gamal yang dianggap sebagai komitmen perusahaan dalam menjaga ekosistem hutan.
Tinggalkan Balasan